Langsung ke konten utama

Resume "Risalah Perjuangan"

BAB IV
Manajemen Aksi Pergerakan Mahasiswa

AKSI MASSA
Aksi Massa adalah berhimpun dan bergeraknya sebuah komunitas sosial yang disebabkan oleh adanya wacana politik tertentu yang bisa dipahami secara rasional dan atau emosional. Melalui Lembaga Pergerakan Mahasiswa (LPM), aktifis mahasiswa menggerakkan aksi massa yang bisa disebut Aksi Pergerakan Mahasiswa, dan menjadikan Wacana Pergerakan Mahasiswa (WPM) sebagai platform gerakan. Selanjutnya, ada aksi kolektif yang merupakan aksi yang dilakukan untuk tujuan khusus. Maksudnya adalah aksi-aksi demonstrasi yang melibatlan perubahan sosial.

Masyarakat memandang demonstrasi dengan bermacam-macam citra. Ada beberapa di antaranya yang merasa ngeri dengan aksi tersebut karena merasa bahwa hal itu identik dengan kekerasan, seperti bentrok dan rusuh. Contohnya adalah demonstrasi mahasiswa Universitas Muslim Indonesia di Makassar, kerusuhan 1998, dan juga kasus Tanjung Priok. Di mana, ketiganya membuat citra demonstrasi identik dengan kekerasan dan anarkis. Hingga akhirnya banyak masyarakat yang menjadi anti demonstrasi.




KONSTITUSIONAL NIR-KEKERASAN
Menurunnya citra demonstrasi di kalangan msyarakat seharusnya menjadi perhatian lebih karena sangat berdampak dengan aksi pergerakan mahasiswa. Dan jika masyarakat menjadi anti demonstrasi, berarti aksi pergerakan mahasiswa seperti sudah tidak akn mendapat dukungan dari masyarakat dan mungkin menjadi akhir pergerakan mahasiswa.

Namun, pada dasarnya pikiran tentang perubahan yang dibawa aktifis mahasiswa adalah konstitusional nir-kekerasan (nir=tidak/bukan).Yang berarti nir-kekerasan berarti metode perubahan sosial tanpa melakukan kekerasan.

Dari berbagai macam metode aksi, Sharp membagi ke dalam tiga bagian besar menurut derajat intensitasnya:
1. Protes, demonstrasi, dan persuasi.
2. Nonkooperasi ekonomi, sosial, politik.
3. Intervensi tanpa kekerasan.

Ketika dengan metode pertama sudah berhasil, maka cara kedua tidak diperlukan lagi. Metode ketiga (intervensi) digunakan jika metode pertama dna kedua tidak berhasil.

Metode pertama adalah penyampaian tuntutan dengan jalan komunikasi publik, agar penguasa menanggapinya. Beberapa contoh yang masuk ke dalam kategori metode pertama:
1. Pernyataan publik
2. Deklarasi
3. Petisi
4. Slogan
5. Poster
6. Gambar seseorang sebagai protes
7. Drama
8. Parade
9. Duduk di jalan
10. Walk-out
11. dan sebagainya.

Metode kedua, nonkooperasi adalah aksi nir-kekerasan dengan cara tidak mau kerjasama dengan rezim atau memutus hubungan dengan rezim sehingga kepentingan rezim terganggu. Beberapa contoh yang masuk ke dalam kategori metode kedua:
1. Boikot
2. Penundaan dukungan
3. Mogok
4. Sanksi ekonomi
5. Aksi penolakan
6. dan sebagainya.

Metode ketiga, intervensi diambil ketika kedua metode di atas tidak berjalan dan menjadi cara terakhir karena di dalamnya memiliki resiko tinggi. Metode ini adalah menekan secara psikologis dan fisik tanpa kekerasan kepada pihak lawan atau penguasa. Contohnya adalah:
1. Puasa
2. Mempuasai hari-hari jatuhnya korban
3. Mogok makan
4. Blokade tempat simbol penindasan
5. Membuka kedok agen rahasia
6. Membebaskan tahanan politik
7. Memutus hubungan penguasa dengan pendukungnya
8. Memojokkan posisi penguasa dari pergaulan internasional
9. dan sebagainya.

Pamela Oliver (1989) menyatakan bahwa gerakan sosial dapat dicirikan dari: jenis reaksinya, orang-orang yang melakukan gerakan sosial, hal yang ingin diubah dan tujuannya. Ditinjau dari jenis aksinya, aksi kolektif dapat berupa:
1. civil action (dengan berbicara dengan petugas, melakukan kampanye melalui penulisan surat, penyelenggaraan konferensi pers).
2. protest action (demonstrasi atau long march).
3. obstruction action (seperti aksi sabotase, melakukan aksi duduk dan mencegah orang yang ingin menjalankan tugas sewaktu diadakan pemogokan).
4. violent action (kerusuhan dan terorisme).

Seharusnya, pergerakan mahasiswa menghindari setiap bentuk violent action. Tapi, sampai saat ini sayangnya masih ada bagian pergerakan mahasiswa yang berpikir bahwa demonstrasi harus diertai dengan kekerasan. Aksi anarkis seperti ini yang membuat masyarakat menjadi antipati terhadap pergerakan mahasiswa dan membuat citra pergerakan mahasiswa sebagai pergerakan moral dan intelektual serta membuat ciri khas mahasiswa sebagai insan terdidik itu tercoreng.

#PKMFMIPA2019
#FMIPAMelesat

#IntegritasTanpaBatas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi Waktu Kosong di Masa Pandemi

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh Hai! Kembali lagi! Akhirnya bisa balik lagi setelah sekian lama ngga upload judul baru. Kangen banget sama aktivitas nge-blog ini hahahaha tapi apa daya anak kuliahan yang banyak praktikum ini ternyata waktunya kebanyakan dipake buat nugas dan rebahan. Tapi akhirnya punya niat lagi buat aktifin blog dan cari judul-judul baru yang menarik dan bisa buat gue bahas.  Kali ini mari kita bahas soal cara mengisi waktu kosong di masa pandemi! Note : gue juga ngga produktif-produktif amat karena beberapa tugas lebih banyak pake HP atau laptop. Tapi, gue cuma mau berbagi beberapa cara yang bisa kalian lakuin buat ngisi waktu kosong/liburan atau pas weekend juga bisa.  Nah, buat kalian yang lagi bingung waktu kosong enaknya dipake buat apa atau waktu liburan mau ngapain, terlebih di masa pandemi kayak gini pasti jadi makin susah buat ilangin bosennya, gue udah ngumpulin beberapa cara buat ngilangin kebingungan dan kebosenan kalian. 1....

ruang untuk rasa kecewa

masih banyak orang yang lupa untuk menyisakan sebuah ruang dalam hatinya untuk hal-hal yang ngga bisa diprediksi atau diperkirakan sebelumnya. karena orang-orang yang seperti itu hidup dengan rasa percaya yang tinggi dan mungkin memang ngga pernah dipatahkan kepercayaannya, atau mungkin pernah tapi mereka ngga sadar akan itu. aku pernah memercayai orang sebegitunya sampai aku lupa untuk menyisakan ruang untuk hal yang ngga bisa aku perkirakan dari orang itu.  ngga ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan aku dan orang yang aku percaya.  meski aku ngga tau apa, tapi aku betul-betul jatuh ke dalam ketidaksempurnaan itu. maksudnya, aku jatuh ke dalam sesuatu yang sangat indah dan terkesan sempurna, tapi aku lupa bahwa tempat di mana aku jatuh bisa aja menuntun ku ke arah yang bisa membuatku kecewa karena ekspektasiku. jadi, aku ngga pernah menyiapkan ruang untuk rasa kecewa itu—ruang yang diperuntukkan kalau suatu saat nanti tempat ini menunjukkan kecacatan atau mengarahkan ...